Table of Contents
- Apa itu BPM (Business Process Management / Manajemen Proses Bisnis)?
- Apa Itu BPMN (Business Process Model and Notation / Pemodelan Proses Bisnis dengan Notasi)?
- Perbedaan BPM dan BPMN
- Mengapa mahasiswa & dosen pemula harus memahami perbedaan BPM dan BPMN?
- Studi kasus mini: Peminjaman buku perpustakaan
- Kelebihan dan kekurangan menggambarkan proses bisnis dengan BPMN
- Penutup
Hai pembaca setia blog dosenidola.com!
Masih bingung apa itu perbedaan BPM dan BPMN?
Di dalam perkuliahan seperti Analisis Proses Bisnis, atau ketika menulis skripsi, mahasiswa sering berjumpa dengan istilah BPM (Business Process Management / Manajemen Proses Bisnis) dan BPMN (Business Process Model and Notation / Pemodelan Proses Bisnis dengan Notasi).
Sayangnya, tidak sedikit mahasiswa bahkan dosen pemula yang mengira keduanya adalah hal yang sama. Padahal, BPM dan BPMN berbeda konsep, namun saling melengkapi. Perbedaan ini penting dipahami agar mahasiswa tidak salah arah dalam memahami proses bisnis, dosen bisa membimbing lebih efektif, dan keduanya bisa relevan dengan kebutuhan industri.
Apa itu BPM (Business Process Management / Manajemen Proses Bisnis)?
BPM adalah pendekatan atau cara yang digunakan pihak manajemen untuk mengelola, memantau, dan memperbaiki proses bisnis agar lebih efisien, cepat, dan sesuai tujuan organisasi.
Sebagai Analogi:
Bayangkan Anda menjadi ketua panitia wisuda. Di satu sisi ada tim akademik yang menyiapkan daftar lulusan, di sisi lain ada keuangan yang mengatur anggaran, tata usaha yang mengurus dokumen, serta tim acara yang mengelola panggung dan rundown. Tanpa kendali yang rapi, masalah kecil cepat membesar: toga terlambat datang, sehingga mengakibatkan jadwal mundur berantai. BPM berperan seperti ketua panitia yang andal—menentukan tujuan, menyusun alur kerja, menetapkan siapa melakukan apa dan kapan, memantau pelaksanaan, serta mengevaluasi hambatan untuk diperbaiki. Pada intinya, BPM memastikan seluruh bagian bekerja terkoordinasi, terukur, dan terus membaik dari waktu ke waktu.
Dalam konteks kampus, kita ambil contoh gambaran proses registrasi mahasiswa baru. Tanpa BPM, mahasiswa bisa bolak-balik karena syarat tidak jelas, antrean menumpuk, dan data tercecer di berbagai sistem. Dengan BPM, universitas meninjau alur dari hulu ke hilir: pendaftaran online dibuat lebih ringkas, verifikasi dokumen dipusatkan, pembayaran terintegrasi, dan status setiap berkas bisa dilacak.
Hasilnya bukan sekadar “proses berjalan”, tetapi proses yang berjalan cepat, transparan, dan memuaskan pengguna. Inilah esensi Manajemen Proses Bisnis: bukan hanya menyelesaikan pekerjaan, melainkan mengelola cara kerja agar tujuan organisasi tercapai dengan lebih efektif dan efisien.

Apa Itu BPMN (Business Process Model and Notation / Pemodelan Proses Bisnis dengan Notasi)?
BPMN adalah cara menggambarkan alur proses bisnis dalam bentuk diagram visual standar. Diagram ini berisi simbol-simbol khusus seperti lingkaran untuk “start event/end event”, kotak untuk “aktivitas”, dan panah untuk “alur kerja (flow).”
Sebagai Analogi:
Jika BPM adalah ketua panitia yang mengatur keseluruhan penyelenggaraan, maka BPMN adalah peta visual yang membuat semua orang memahami alurnya dengan cara yang sama. Bayangkan Anda memegang rundown lengkap sebuah acara—kapan pintu dibuka, urutan sambutan, prosesi pemanggilan nama, hingga penutupan. Semua pihak melihat dokumen yang sama sehingga minim salah paham. Begitu pula BPMN: dengan menggunakan simbol standar (start event/end event, aktivitas, keputusan, dan alur) untuk menggambarkan langkah-langkah proses secara jelas, dari awal sampai akhir. Karena bahasanya visual dan baku, maka dosen, mahasiswa, analis bisnis, bahkan developer dapat berkomunikasi tanpa perlu menebak-nebak maksud satu sama lain.
Kita ambil contoh pengajuan cuti kuliah. Dengan BPMN, alurnya dapat divisualisasikan: mahasiswa mengisi formulir daring → mengirim notifikasi ke dosen wali → dosen meninjau dan menyetujui atau menolak → bagian akademik melakukan verifikasi akhir → lalu keputusan dikirim kembali ke mahasiswa.
Diagram ini digunakan untuk menjawab pertanyaan praktis: siapa melakukan apa, di tahap mana keputusan dibuat, di titik mana data harus dicek ganda, dan bagaimana seharusnya memberi notifikasi. Karena mudah dibaca dan konsisten, BPMN menjadi jembatan antara niat manajerial untuk memperbaiki proses (BPM) dan kebutuhan teknis untuk menyediakan gambaran atau visualisasi alur proses bisnis yang mudah dipahami pengguna.
BPM mengajarkan cara mengelola dan menyempurnakan proses, sedangkan BPMN menyediakan “bahasa visual” untuk menggambarkan proses itu agar semua pihak paham alurnya secara seragam.
Baca juga:
Perbedaan BPM dan BPMN
Agar perbedaan BPM dan BPMN semakin jelas, perhatikan tabel berikut:
Aspek | BPM (Manajemen Proses Bisnis) | BPMN (Pemodelan Proses Bisnis dengan Notasi) |
Definisi | Cara mengelola dan meningkatkan proses bisnis | Cara menggambarkan proses bisnis secara visual |
Tujuan | Efisiensi, efektivitas, inovasi | Dokumentasi, komunikasi, analisis |
Level | Strategis & manajerial | Teknis & operasional |
Hasil | Proses yang lebih baik & terukur | Diagram proses bisnis |
Pengguna | Pimpinan, manajer, analis bisnis | Mahasiswa, dosen, analis, developer |
Mengapa mahasiswa & dosen pemula harus memahami perbedaan BPM dan BPMN?
Bagi Mahasiswa:
- Skripsi & penelitian: Ketika mempelajari proses bisnis, maka BPM membantu berpikir strategis dan BPMN membantu menuangkan ide dalam bentuk diagram standar.
- Kesiapan karier: Perusahaan membutuhkan karyawan yang bisa memahami proses bisnis sekaligus menggambarkannya.
- Manajemen pribadi: Ketika terbiasa memperbaiki proses bisnis, maka mahasiswa terbiasa mengatur dan memilih proses terbaik. Pola pikir BPM bisa dipakai untuk mengelola rutinitas kuliah. Misalnya mengatur alur terbaik pengerjaan skripsi dari awal hingga sidang.
Bagi Dosen Pemula
- Membimbing lebih efektif: BPMN membuat diskusi dengan mahasiswa lebih jelas.
- Menjelaskan teori dengan mudah: BPM kadang abstrak, tapi BPMN menjadikannya nyata melalui diagram.
- Relevansi dengan industri: Dengan mengajarkan BPM dan BPMN, dosen membantu mahasiswa menyiapkan keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja dalam hal mengelola dan memvisualisasikan proses bisnis.
Studi kasus mini: Peminjaman buku perpustakaan
- Peran BPM: Perpustakaan meninjau bagaimana mempercepat layanan, mengurangi antrean, dan memastikan kepuasan mahasiswa.
- Peran BPMN: Pengelola dapat menggambarkan langkah-langkahnya: mahasiswa mengisi formulir → pustakawan mengecek ketersediaan → sistem mencatat → notifikasi jatuh tempo dikirim.
Dalam hal ini terlihat jelas bahwa BPM memberi arah manajerial, sedangkan BPMN memberi gambaran visual agar semua orang paham alurnya.
Kelebihan dan kekurangan menggambarkan proses bisnis dengan BPMN
⏫Kelebihan BPMN
- Digunakan luas di dunia akademik dan industri, sehingga hasil diagram bisa dipahami lintas organisasi.
- Mempermudah memahami alur proses dibandingkan teks panjang.
- Komunikasi efektif: Di dalam kelas → menjadi jembatan komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Di industri software → menjadi jembatan komunikasi antara analis bisnis dan developer.
- Mampu menyoroti bagian proses yang lambat, boros, atau tidak efisien.
- Simbol dasar seperti event, task, gateway bisa cepat dipelajari mahasiswa.
⏬Kekurangan BPMN
- Pemula bisa bingung dengan banyaknya simbol.
- Ada risiko diagram jadi “hiasan” tanpa benar-benar memperbaiki proses.
- BPMN kuat di detail teknis alur proses, tetapi bukan menunjukkan arah strategis organisasi.
Penutup
BPM dan BPMN bukanlah hal yang sama, tetapi saling melengkapi.
- BPM adalah kerangka manajemen untuk mengoptimalkan proses bisnis.
- BPMN adalah notasi standar Internasional untuk menggambarkan alur proses bisnis.
Bagi mahasiswa, pemahaman terkait BPM dan BPMN penting untuk menggambarkan proses bisnis, dan sebagai pemahaman yang nantinya berguna ketika telah masuk ke dunia industri.
BPM memberi Anda cara berpikir strategis, BPMN memberi Anda cara menjelaskannya. Keduanya adalah bekal agar teori di kelas bisa berubah menjadi praktik nyata di lapangan
Di tahap awal ini, coba pilih satu proses sederhana di kampus, seperti pengajuan rencana kuliah (pengambilan mata kuliah). Silahkan kelola secara keseluruhan proses bisnis, kemudian identifikasi aktivitas mana di dalam proses-proses tersebut yang dapat diperbaiki? Dengan latihan sederhana ini, Anda sedang membangun keterampilan yang sangat penting untuk masa depan akademik dan profesional Anda.
Terima kasih pak sudah membuat artikel ini, sangat mudah utntuk dipahami